Panjat tebing dalam atau luar ruang, mana yang lebih seru?

Atlet panjat tebing Britania Raya Erin Mcneice berusaha memanjat mencapai puncak pada babak final kategori lead putri seri ketiga IFSC Climbing World Cup 2025 di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (4/5/2025). Pada babak final itu atlet Britania Raya Erin Mcneice berhasil meraih medali emas diikuti atlet Korea Selatan Seo Chaehyun meraih medali perak dan medali perunggu diraih atlet asal Jepang Ai Mori. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

Jakarta (ANTARA) – Panjat tebing merupakan olahraga yang menarik bagi banyak orang, baik yang mencari tantangan fisik maupun mental. Namun, banyak yang masih bingung mengenai perbedaan antara panjat tebing luar ruangan dan dalam ruangan.

Meskipun keduanya mengandalkan keterampilan yang sama, yaitu kekuatan fisik, teknik, dan strategi, ada perbedaan signifikan dalam hal medan, tantangan, dan pengalaman yang ditawarkan.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini akan membahas perbedaan utama antara panjat tebing luar ruangan dan dalam ruangan, yang telah dilansir dari berbagai sumber.

Baca juga: Mengenal 3 jenis panjat tebing dalam kompetisi resmi

Mengenal panjat tebing luar ruangan

Panjat tebing di luar ruangan menawarkan tantangan yang jauh lebih besar karena dilakukan di atas bebatuan alami dan dipengaruhi oleh kondisi cuaca sekitar. Bagi mereka yang gemar mencari pengalaman seru dan menjelajahi alam, olahraga ini menjadi pilihan yang menarik.

Berbeda dengan rute panjat tebing dalam ruangan, kegiatan ini memerlukan keterampilan dalam memecahkan masalah serta kemampuan beradaptasi dengan medan dan kondisi lapangan yang terus berubah.

Tingkat kesulitannya dipengaruhi oleh elemen alam seperti tebing, retakan, cuaca, dan medan yang curam. Meskipun demikian, sensasi yang dirasakan saat panjat tebing luar ruangan sangat luar biasa, ditambah dengan pemandangan alam yang menakjubkan dan rasa kepuasan yang sulit ditandingi.

Berikut adalah beberapa gaya panjat tebing luar ruangan:

1. Panjat tebing dengan tali

Gaya ini adalah yang paling umum dikenal, di mana pendaki menggunakan tali penjepit dan quickdraw untuk mengaitkan tali ke gantungan baut yang terpasang di dinding tebing.

2. Panjat tebing tradisional

Pada gaya ini, pendaki memasang peralatan pengaman seperti mur dan cam secara manual selama pendakian. Dibutuhkan keterampilan khusus untuk memastikan keselamatan saat memanjat, karena risiko jatuh sangat tinggi.

3. Panjat tebing solo bebas

Ini adalah bentuk panjat tebing yang paling menantang, karena tidak ada sabuk pengaman atau perlindungan lainnya. Pendaki bisa mencapai ketinggian ribuan kaki, yang menjadikannya sangat berisiko. Aktivitas ini umumnya dilakukan oleh pendaki profesional yang memiliki kekuatan fisik dan mental yang matang.

Baca juga: Daftar alat panjat tebing yang harus dimiliki pemanjat

4. Panjat tebing multi-nada

Pada gaya ini, pendaki menggunakan satu tali sepanjang 50 hingga 70 meter untuk mendaki. Biasanya, pendakian jenis ini memakan waktu beberapa hari untuk menyelesaikannya, dengan tujuan mencapai ketinggian ribuan kaki.

Tantangan dalam panjat tebing luar ruangan tidak hanya menguji fisik tetapi juga mental, dan memberikan pengalaman yang luar biasa bagi para pendaki.

Panjat tebing dalam ruangan

Panjat tebing dalam ruangan dilakukan pada permukaan vertikal yang curam, biasanya di pusat panjat tebing khusus. Dengan lingkungan yang terkendali, rute yang aman, dan lantai empuk, jenis panjat tebing ini memberikan pengalaman yang nyaman dan terkontrol. Ini menjadi pilihan yang ideal bagi pemula yang ingin merasakan tantangan dalam olahraga ini.

Dinding panjat tebing dalam ruangan terbuat dari tripleks yang dilapisi pegangan buatan menyerupai bebatuan, mirip dengan tebing alami pada panjat tebing luar ruangan. Meskipun berada di dalam ruangan, aktivitas ini tetap dilatih oleh para profesional.

Sebelum mencoba panjat tebing di alam terbuka, banyak orang memilih untuk memulai di dalam ruangan agar bisa berlatih di lingkungan yang lebih aman dan nyaman. Berikut dua gaya panjat tebing dalam ruangan:

1. Top-roping

Pada gaya ini, pendaki memanjat hingga ketinggian 50 kaki sesuai dengan fasilitas di pusat kebugaran. Pendaki menggunakan tali yang sudah terpasang dengan rapi, dan tingkat kesulitan ditentukan berdasarkan keterampilan yang telah terlatih.

2. Bouldering

Bouldering melibatkan batu-batu besar dengan ketinggian sekitar 15 kaki. Rute pada bouldering sering disebut sebagai “boulder problem,” yang mirip dengan teka-teki dan mengharuskan gerakan dinamis. Pada jenis panjat tebing ini, tidak diperlukan tali, helm, atau perlengkapan keselamatan lainnya.

Baca juga: 8 spot panjat tebing di Indonesia dengan alam indah memukau

Perbedaan panjat tebing luar ruangan dan panjat tebing dalam ruangan:

1. Teknik memanjat

• Luar ruangan

Memanjat di alam terbuka membutuhkan riset dan pemahaman terhadap teknik yang sesuai dengan rute dan kemiringan tebing. Selain itu, pendaki juga harus menyiapkan mental untuk menghadapi tantangan alam seperti lipatan batu, lempengan, dan tonjolan yang sering dijumpai.

• Dalam ruangan

Panjat tebing dalam ruangan memberikan lingkungan yang lebih terkendali, ideal untuk memperbaiki teknik. Fokus utamanya adalah pada kekuatan, daya tahan, dan pemecahan masalah agar pendaki lebih siap menghadapi tantangan di luar ruangan.

2. Peralatan panjat tebing

• Luar ruangan

Peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat pendakian, seperti tali, helm, bantalan anti-jatuh, dan tas untuk tali sebagai perlindungan utama.

Baca juga: 10 tips keselamatan panjat tebing yang wajib diketahui pemula

• Dalam ruangan

Perlengkapan sudah disediakan oleh tempat latihan, seperti quickdraw, sepatu panjat, tali pengaman, dan tas kapur. Peralatan ini lebih mudah dan praktis untuk digunakan dalam lingkungan yang lebih terkontrol.

3. Pendaratan

• Luar ruangan

Pendaratan bergantung pada kondisi alam sekitar. Dalam bouldering, misalnya, pendaratan bisa keras, sehingga diperlukan keterampilan melindungi diri, mengingat medan yang tidak rata dan tanah berbatu.

• Dalam ruangan

Pendaratan sudah dipersiapkan dengan matras busa dan lantai datar yang aman, mengurangi risiko cedera dan memberikan kenyamanan selama latihan.

4. Cuaca

• Luar ruangan

Cuaca sangat mempengaruhi kegiatan panjat tebing di luar ruangan, terutama ketika kondisi tidak dapat diprediksi seperti hujan, salju, atau panas ekstrem. Cuaca buruk dapat membuat pendakian menjadi lebih berbahaya, dan tanpa sinar matahari, angin kencang bisa menambah tantangan.

• Dalam ruangan

Panjat tebing dalam ruangan tidak terpengaruh cuaca eksternal karena lingkungan sudah disesuaikan dengan pencahayaan yang baik, pendingin udara (AC), dan tempat yang nyaman untuk latihan.

5. Tebing

• Luar ruangan

Tebing alami disesuaikan dengan arah dan jalur pendakian, dengan pengaturan baut untuk mempermudah pemanjatan, terutama bagi pemula.

• Dalam ruangan

Tempat panjat tebing dalam ruangan dirancang agar tetap nyaman dan sejuk, memberikan ruang latihan yang aman dan terkendali.

Baca juga: 8 manfaat olahraga panjat tebing bagi kesehatan fisik dan mental

Baca juga: 14 teknik dasar panjat tebing yang perlu Anda pahami

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Profil sang juara F1 empat kali berturut-turut: Max Verstappen

Pembalap Red Bull Racing Max Verstappen merayakan podium dalam Formula One Japanese Grand Prix di Suzuka circuit in Suzuka, Perfektur Mie, Jepang pada 6 April 2025. (Photo by Toshifumi KITAMURA / AFP) (AFP/TOSHIFUMI KITAMURA)

Jakarta (ANTARA) – Pembalap muda asal Belanda yang kini membela tim Red Bull Racing, Max Verstappen mencatatkan namanya sebagai salah satu legenda balap Formula 1 dengan torehan empat gelar juara dunia secara beruntun dari musim 2021 hingga 2024. Kiprah luar biasanya di dunia balap menjadikan Verstappen sebagai kekuatan dominan dalam era modern F1.

Lahir di Hasselt, Belgia, pada 30 September 1997, Max berasal dari keluarga pembalap. Ayahnya, Jos Verstappen, merupakan mantan pembalap Formula 1, sementara sang ibu, Sophie Kumpen, adalah mantan pembalap gokart asal Belgia.

Meskipun lahir di Belgia, Max memilih berkarir di bawah bendera Belanda karena ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama sang ayah usai perceraian orang tuanya.

Bakat balapnya mulai terlihat sejak usia empat tahun ketika ia mulai menekuni dunia karting. Berbagai kejuaraan ia menangi di usia muda, termasuk menjuarai Kejuaraan Dunia KZ 2013 di Varennes-sur-Allier, Prancis, yang memperkuat reputasinya sebagai calon bintang besar dunia balap.

Baca juga: Perjalanan George Russell hingga menembus Formula 1

Karir profesional Max di balap mobil formula dimulai saat ia direkrut oleh Van Amersfoort Racing untuk bertarung di Kejuaraan Eropa FIA Formula 3. Pada usia 16 tahun, Max mencatatkan enam kemenangan beruntun dan finis di posisi ketiga klasemen akhir, pencapaian inilah yang membawanya dilirik Red Bull.

Debut Verstappen di ajang Formula 1 terjadi pada 2015 bersama tim junior Red Bull, Scuderia Toro Rosso. Saat itu, ia menjadi pembalap termuda yang pernah tampil dalam balapan F1, yakni pada usia 17 tahun 166 hari, dalam Grand Prix Australia.

Musim 2016 menjadi titik balik besar dalam karirnya. Max dipromosikan ke tim utama Red Bull Racing hanya lima seri setelah musim dimulai dan langsung mencetak kemenangan dalam debutnya di GP Spanyol. Kemenangan tersebut menjadikannya sebagai pemenang termuda dalam sejarah Formula 1 pada usia 18 tahun 228 hari.

Baca juga: Perjalanan karir Lando Norris: Pembalap andalan McLaren asal Inggris

Seiring berjalannya waktu, Verstappen terus menunjukkan performa konsisten dan agresif di lintasan. Setelah beberapa musim menjadi penantang serius bagi dominasi Mercedes, Verstappen akhirnya meraih gelar juara dunia pertamanya pada 2021 dalam balapan dramatis melawan Lewis Hamilton di Abu Dhabi.

Ia mempertahankan gelarnya secara meyakinkan pada 2022, mengunci gelar keduanya di GP Jepang. Dominasi Verstappen berlanjut di musim 2023 dengan kemenangan beruntun yang membawanya meraih gelar ketiga, dan kemudian mengukir sejarah dengan gelar keempatnya pada 2024.

Hingga musim 2025, Verstappen telah tampil dalam 215 Grand Prix, mengoleksi 64 kemenangan balapan, 115 podium, dan total 3122,5 poin. Ia juga meraih berbagai penghargaan seperti FIA Action of the Year, FIA Personality of the Year, dan FIA Rookie of the Year.

Musim ini, Max Verstappen menempati posisi ketiga klasemen sementara F1 2025 dengan raihan 99 poin, dan tetap menjadi pesaing utama dalam perburuan gelar dunia berikutnya.

Baca juga: Alpine umumkan pengunduran diri Oliver Oakes

Baca juga: Perjalanan karir pemimpin klasemen F1 2025: Oscar Piastri

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Perjalanan karier pembalap F1 asal Thailand, Alex Albon

Pebalap tim Williams Alex Albon di Sirkuit Marina Bay, Singapura, (29/9/2022) (AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)

Jakarta (ANTARA) – Alexander Albon Ansusinha, atau lebih dikenal dengan nama Alex Albon, merupakan pembalap Formula 1 yang saat ini membela tim Williams Mercedes. Lahir di London, Inggris, pada 23 Maret 1996, Albon memilih bertarung di lintasan balap di bawah bendera Thailand, tanah kelahiran ibunya. Dengan gaya balapnya yang agresif namun terkontrol, ia berhasil menjadi ikon motorsport Asia Tenggara di ajang balap paling prestisius di dunia.

Albon memulai petualangannya di dunia balap sejak usia delapan tahun melalui kelas Honda Cadet pada 2005. Bakatnya terlihat sejak dini, dengan meraih berbagai podium di kejuaraan gokart dari tahun 2006 hingga 2011. Ia tumbuh bersama generasi pembalap hebat seperti Max Verstappen, Charles Leclerc, George Russell, dan Lando Norris, yang juga kini menghiasi lintasan F1.

Kariernya berlanjut ke balapan mobil formula pada 2012 melalui ajang Formula Renault 2.0, kemudian tampil di Formula 3 dan GP3. Pada 2018, Albon menjadi pesaing serius Charles Leclerc dalam perebutan gelar juara GP3, dan menunjukkan kualitasnya sebagai calon bintang besar.

Baca juga: Profil sang juara F1 empat kali berturut-turut: Max Verstappen

Debut Albon di Formula 1 dimulai pada 2019 bersama tim Toro Rosso, anak perusahaan Red Bull Racing. Meski sempat merasa kurang persiapan, ia tampil impresif hingga akhirnya dipromosikan ke tim utama Red Bull di pertengahan musim. Pada musim 2020, ia mencatatkan dua podium, masing-masing di Grand Prix Toskana dan Bahrain.

Namun performa yang kurang konsisten membuatnya kehilangan kursi di Red Bull pada akhir musim 2020. Meski demikian, Albon tetap dipertahankan sebagai pembalap cadangan dan penguji. Kesempatan kembali ke F1 datang pada 2022 saat Williams mengontraknya sebagai pembalap utama. Ia memanfaatkan peluang tersebut dengan membuktikan diri sebagai pembalap cepat dan matang, serta menjadi tulang punggung tim dalam beberapa musim terakhir.

Musim 2025 menjadi awal yang positif bagi Albon. Ia finis kelima di Grand Prix Australia pada 16 Maret, disusul posisi ketujuh di GP Shanghai yang bertepatan dengan ulang tahunnya ke-29. Setelah rehat sejenak di Bangkok bersama kekasihnya, pegolf profesional Lily Muni He, Albon kembali tampil konsisten dengan menempati posisi kesembilan di GP Jepang dan GP Arab Saudi.

Baca juga: Perjalanan George Russell hingga menembus Formula 1

Secara keseluruhan, Albon telah mengikuti 110 Grand Prix, meraih dua podium, dan mengumpulkan total 270 poin. Pencapaian terbaiknya sejauh ini adalah finis ketiga sebanyak dua kali. Ia juga pernah meraih posisi start terbaik di urutan keempat.

Di balik helm balapnya, Albon dikenal sebagai sosok yang santai dan ramah, dengan senyum khas yang membuatnya disukai rekan-rekan di paddock. Namun ia tetap memiliki determinasi kuat untuk terus berkembang. Ia bahkan pernah menceritakan perjuangannya mencari kursi balap dengan membagikan CV kepada petinggi tim di paddock F1 hingga akhirnya direkrut oleh mantan bos Williams, Jost Capito.

Selain dunia balap, Albon dikenal sebagai pecinta binatang. Keluarganya memelihara sejumlah hewan seperti anjing, kucing, dan kuda, yang kerap tampil dalam akun media sosial “Albon Pets”. Ia bahkan merilis koleksi pakaian edisi khusus bertema hewan peliharaannya.

Sebagai pembalap berdarah Thailand-Inggris, Albon membawa semangat Asia ke lintasan balap dunia. Ia adalah pembalap Thailand pertama yang tampil di Formula 1 sejak Pangeran Bira pada tahun 1955. Kini, ia aktif mendukung rencana untuk menggelar balapan F1 di Bangkok, dan telah menyatakan niat untuk membicarakan hal tersebut lebih lanjut dengan CEO Formula 1 Stefano Domenicali.

Saat ini, Albon berada di posisi kedelapan klasemen sementara F1 musim 2025 dengan raihan 30 poin. Timnya, Williams Mercedes, menempati posisi kelima klasemen konstruktor dengan total 37 poin. Performa positif ini menjadi harapan baru bagi Williams untuk kembali bersaing di papan atas Formula 1, dan Albon menjadi kunci penting dalam kebangkitan tim legendaris tersebut.

Baca juga: Perjalanan karir pemimpin klasemen F1 2025: Oscar Piastri

Baca juga: Perjalanan karir Lando Norris: Pembalap andalan McLaren asal Inggris

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Pernahkah Indonesia jadi tuan rumah F1?

Pembalap McLaren asal Australia Oscar Piastri melaju setelah melakukan pit stop selama Grand Prix Formula Satu Arab Saudi 2025 di Sirkuit Corniche Jeddah pada tanggal 20 April 2025. ANTARA/AFP/Thaier Al-Sudani/pri. (AFP/THAIER AL-SUDANI)

Jakarta (ANTARA) – Deru mesin jet, manuver ekstrem di tikungan tajam, dan adrenalin tinggi di balik kemudi mobil tercepat di dunia. Itulah sensasi Formula 1 (F1), ajang balap mobil paling bergengsi yang menyihir jutaan penonton di seluruh dunia. Namun, di tengah hiruk-pikuk kalender balapan global, satu pertanyaan mengemuka di tengah penggemar balap di Indonesia, “pernahkah Indonesia menjadi tuan rumah F1?”

Hingga kini, Indonesia belum pernah tercatat sebagai tuan rumah Grand Prix Formula 1 dalam sejarah panjang kejuaraan tersebut. Padahal, sejak F1 pertama kali digelar pada 1950, lebih dari 70 negara telah mencicipi pengalaman menjadi tuan rumah ajang balap bergengsi ini.

Baca juga: Max Verstappen raih posisi pertama kualifikasi Formula 1 GP Miami

Pada musim 2025, F1 memasuki usia ke-75 tahun dengan menyusun kalender padat berisi 24 Grand Prix di 21 negara yang tersebar di lima benua. Sirkuit legendaris seperti Silverstone (Inggris), Spa-Francorchamps (Belgia), hingga Suzuka (Jepang), berpadu dengan venue-venue modern seperti Las Vegas dan Miami (Amerika Serikat). Di Asia Tenggara sendiri, hanya Singapura yang menjadi satu-satunya tuan rumah tetap melalui gelaran Singapore Grand Prix.

Namun, wacana perluasan penyelenggaraan F1 di kawasan Asia Tenggara semakin mengemuka. CEO Liberty Media Greg Maffei mengungkapkan bahwa Thailand dan Indonesia kini masuk dalam radar untuk menjadi tuan rumah masa depan. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah forum otomotif internasional di Monako, Mei 2024 lalu.

Keinginan Indonesia untuk menggelar F1 sebenarnya bukan hal baru. Pada Mei 2019, Presiden RI Joko Widodo meminta pihak terkait untuk menjajaki peluang penyelenggaraan balapan F1 di Tanah Air. Langkah ini disambut oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang kala itu dipimpin Abdulbar Mansoer, dengan melihat potensi kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai lokasi yang layak.

Baca juga: Perjalanan karir pemimpin klasemen F1 2025: Oscar Piastri

Setelah sukses menggelar World Superbike (WSBK) dan MotoGP sejak 2021 dan 2022 di Sirkuit Mandalika, asa untuk membawa Formula 1 ke Indonesia pun kembali menguat. Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, mengonfirmasi bahwa pihaknya terus melakukan lobi aktif agar Indonesia bisa masuk kalender F1 pada musim 2026.

Komitmen Indonesia untuk menjadi tuan rumah juga ditunjukkan melalui rencana pembangunan sirkuit baru berstandar Formula 1 di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, serta di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Namun hingga kini, belum ada pengumuman resmi dari pihak Formula 1 mengenai penambahan sirkuit baru di Indonesia.

Meski peluang terbuka, tantangan yang dihadapi pun tidak sedikit. F1 dikenal sebagai ajang dengan kebutuhan logistik dan pendanaan yang sangat besar. Negara tuan rumah harus siap dengan infrastruktur berstandar tinggi dan komitmen investasi jangka panjang. Tak jarang, keuntungan finansial dari penyelenggaraan Grand Prix pun tak langsung dirasakan.

Formula 1 adalah panggung prestise, teknologi, dan kekuatan ekonomi global. Untuk dapat bersaing menjadi tuan rumah, Indonesia harus memastikan kesiapan dari sisi teknis, finansial, hingga promosi wisata secara terintegrasi.

Baca juga: Hasil dan klasemen F1: Oscar Piastri finis pertama di GP Miami 2025

Baca juga: Alpine umumkan pengunduran diri Oliver Oakes

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

7 rekomendasi tempat padel terbaik di Jakarta

Pemain padel mengembalikan bola ke arah lawan saat Turnamen Padel pertama di Padel Culture Club, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/2/2025). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/tom.

Jakarta (ANTARA) – Dalam beberapa tahun terakhir, olahraga padel mulai mencuri perhatian masyarakat urban di Indonesia, khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Perpaduan antara tenis dan squash ini semakin populer di kalangan anak muda, komunitas olahraga sosial, hingga para profesional yang menjadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

Padel dikenal sebagai olahraga yang menyenangkan, mudah dipelajari pemula, namun tetap menantang untuk dimainkan secara kompetitif. Seiring dengan meningkatnya minat terhadap olahraga ini, berbagai fasilitas padel kini hadir di Jakarta dengan beragam layanan dan program pelatihan.

Berikut ini tujuh rekomendasi tempat padel terbaik di Jakarta yang patut dikunjungi:

Baca juga: Sejarah olahraga padel yang kini digandrungi di tanah air

1. Racquet Padel Club – Jakarta Selatan

Berlokasi di kawasan Cilandak, Racquet Padel Club menjadi salah satu pusat olahraga padel paling diminati. Tempat ini menawarkan empat lapangan outdoor dan empat semi outdoor, lengkap dengan fasilitas club house, kafe, hingga kolam renang. Klub ini juga aktif menyelenggarakan turnamen dan menyediakan kelas pelatihan untuk anak-anak dan dewasa. Bagi yang ingin bergabung secara rutin, tersedia program keanggotaan eksklusif.

  • Alamat: Jl. M.P.R. III Dalam No.4, Cilandak Barat, Jakarta Selatan
  • Jam Operasional: 06.00–21.00 WIB

2. Homeground Padel – Jakarta Barat

Homeground Padel menawarkan tiga lapangan semi outdoor dan satu lapangan outdoor, lengkap dengan fasilitas penunjang seperti club house untuk acara sosial dan pelatihan. Tempat ini terbuka bagi semua kalangan usia, dari anak-anak hingga dewasa.

  • Alamat: Jl. Kedoya Pilar No.7, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
  • Jam Operasional: 06.00–23.00 WIB

3. Seven Padel – Jakarta Selatan

Diresmikan pada 1 Desember 2024 oleh Wamenpora Taufik Hidayat, Seven Padel dirancang bagi pemain dari berbagai tingkat keahlian. Fasilitasnya mencakup empat lapangan luas dengan ventilasi optimal, penyewaan alat, dan ruang istirahat yang nyaman. Seven Padel juga aktif dalam penyelenggaraan turnamen dan pelatihan rutin.

  • Alamat: Jl. Margasatwa, Jagakarsa, Jakarta Selatan
  • Jam Operasional: Hingga pukul 24.00 WIB setiap hari.

Baca juga: Bank Mandiri dan DOOgether hadirkan fasilitas olahraga padel

4. Verde Sports Hub – Jakarta Utara

Verde Sports Hub menjadi pilihan utama warga Jakarta Utara yang ingin bermain padel dalam fasilitas tertutup berstandar internasional. Selain empat lapangan padel, tersedia pula fasilitas olahraga lainnya seperti lapangan badminton, sepak bola, dan basket, serta ruang ganti, loker, dan pelatih profesional.

  • Alamat: Pantai Indah Kapuk 2, Jakarta Utara
  • Jam Operasional: 06.00–22.00 WIB

5. Tangkas Padel – Jakarta Barat

Terletak di kawasan Greenville, Tangkas Padel hadir dengan tiga lapangan indoor yang dilengkapi sistem HVLS fan untuk kenyamanan bermain. Fasilitas tambahan seperti waterboom, MuayThai, CrossFit, kafe, dan lounge menjadikan tempat ini lebih dari sekadar pusat olahraga. Tersedia pula program coaching eksklusif untuk berbagai level pemain.

  • Alamat: Komplek Greenville, Blok Q, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
  • Jam Operasional: 06.00–24.00 WIB

6. Orange Garden Padel Club – Jakarta Barat

Orange Garden Padel Club menawarkan empat lapangan indoor dengan fasilitas pendukung seperti toilet, musholla, area parkir, serta gerai makanan dan minuman. Tempat ini juga menyediakan program pelatihan bersama pelatih profesional dan bisa menjadi pilihan untuk bermain bersama keluarga.

  • Alamat: Taman, Kebon Jeruk Intercon Blok M1, Jakarta Barat
  • Jam Operasional: 06.00–22.00 WIB

Baca juga: Perbedaan padel, squash, dan tenis: Mana yang cocok buat Anda?

7. Padel Pro Kemang – Jakarta Selatan

Padel Pro Kemang menghadirkan pengalaman bermain padel indoor dengan enam lapangan modern berstandar internasional, termasuk satu lapangan ikonik berwarna pink yang instagramable. Fasilitas pelatihan privat, semi privat, dan kelompok tersedia untuk pemain dari berbagai usia dan tingkat kemampuan.

  • Alamat: Jl. Kemang II No.35, Bangka, Jakarta Selatan
  • Jam Operasional: 06.00–24.00 WIB

Tentang olahraga padel

Padel merupakan permainan ganda di lapangan berukuran 10 x 20 meter, dikelilingi oleh dinding kaca seperti squash. Raket padel memiliki bentuk menyerupai bet tenis meja dengan permukaan berlubang, sementara bolanya menyerupai bola tenis. Skor permainan menggunakan sistem 0-15-30 seperti tenis, dan strategi serta kelincahan menjadi kunci utama kemenangan.

Di Indonesia, padel terus berkembang seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga sosial. Komunitas padel bermunculan dan menggelar turnamen, sesi latihan bersama, hingga kegiatan sosial yang mempererat interaksi lintas usia dan profesi.

Lewat dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sponsor, olahraga padel diprediksi akan terus tumbuh dan memberi warna baru dalam dunia olahraga nasional.

Baca juga: Dokter sebut olahraga padel bisa berisiko membahayakan mata

Baca juga: Wamenpora inginkan lapangan padel tersedia merata di berbagai kota

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Sosok Rahmat Erwin, lifter Indonesia yang pecahkan rekor dunia

Foto arsip: Lifter putra Sulawesi Selatan Rahmat Erwin Abdullah melakukan angkatan snatch dalam kelas 73 kg putra PON XXI Aceh-Sumut 2024 di GOR Seuramoe Angkat Besi Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Kamis (5/9/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

Jakarta (ANTARA) – Rahmat Erwin Abdullah, salah satu lifter Indonesia yang memiliki banyak catatan peraihan rekor dan kembali mengukir sejarah baru di kancah olahraga angkat besi dunia.

Sosok atlet kelahiran Kota Makassar pada tanggal 13 Oktober 2000 ini sudah lama dikenal sebagai tulang punggung tim nasional angkat besi Indonesia.

Rahmat merupakan anak tunggal dari Erwin Abdullah, mantan lifter nasional Indonesia yang aktif pada 1987-2004, dan ibunya bernama Ami Asun Budiono.

Untuk latar pendidikan, ia mengawalinya di SD Negeri Unggulan Mongisidi 1 Makassar, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 24 Makassar, dan menyelesaikan pendidikan menengah atasnya di SMA Nasional Makassar.

Rahmat mengenal dunia angkat besi sejak kelas 1 SD dan dilatih oleh ayahnya. Setelah sempat vakum, ia kembali berlatih saat SMP dan rutin mengikuti kejuaraan nasional seperti POPNAS dan selalu meraih podium.

Seiring waktu, karier berkembang ke skala internasional dan dimulai menjadi perwakilan Indonesia di IWF Youth World Championship 2017 di Tokyo, lalu berlanjut ke Asian Games 2018 dan Kejuaraan Dunia IWF 2018 Thailand.

Baca juga: Rizki Juniansyah raih 2 perak 1 perunggu dengan kondisi tangan terluka

Prestasi puncaknya berhasil ia raih pada 2019 dengan medali emas di Asian Junior Championship di Pyongyang dan SEA Games Manila.

Banyaknya pertandingan yang ia lalui, salah satu momen pertandingannya di tahun 2025 menjadi tonggak spesial dalam kariernya. Bertanding di kelas 73 kg putra, Rahmat berhasil tampil mendominasi sejak awal hingga akhir pertandingan.

Pada Kejuaraan Angkat Besi Asia 2025 di Jiangshan, Tiongkok, Minggu (11/5), lifter asal Makassar ini tak hanya memborong tiga medali emas, tetapi juga memecahkan rekor dunia angkatan clean and jerk kelas 73 kg.

Pada nomor snatch, Rahmat mengangkat beban seberat 155 kg, lebih unggul atas pesaing terdekatnya dari Turkmenistan dan rekan-rekan Asia lainnya.

Namun, puncak penampilan luar biasa Rahmat terjadi di angkatan clean and jerk. Ia sukses mengangkat beban 205 kg dan memecahkan rekor dunia yang sebelumnya juga atas namanya sendiri yaitu 204 kg pada Kejuaraan Asia 2024 di Tashkent, Uzbekistan.

Total angkatan Rahmat di kejuaraan ini mencapai 360 kg, terdiri dari 155 kg snatch dan 205 kg clean and jerk. Peraihan ini menempatkannya di posisi teratas dan jauh meninggalkan lifter lain di kelas yang sama.

Selain itu, Rahmat pernah mencatat rekor Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2023 di Riyadh. Ia sukses dalam angkatan clean and jerk seberat 209 kg di kelas 81 kg putra, melampaui rekor dunia milik lifter asal Bulgaria, Karlos Nasar, yang bertahan sejak 2021 dengan angka 208 kg.

Namun, rekor Rahmat tidak bertahan lama, karena rekor tersebut akhirnya disamai oleh atlet Korea Utara, Chong Song Ri, dalam ajang IWF Grand Prix II tahun yang sama di Doha, Qatar.

Di Kejuaraan Asia tahun 2025 ini menjadi ajang terakhir Rahmat di kelas 73 kg. Dengan pencapaian tiga medali emas dan rekor dunia baru, ia pun menutup perjalanannya di kelas ini dengan penuh kebanggaan dan sejarah abadi.

Baca juga: Eko Yuli peringkat kelima kelas 67kg dalam Kejuaraan Asia 2025

Peraihan prestasi Rahmat Erwin Abdullah

  • Partisipan IWF Youth World Championships tahun 2017
  • Partisipan IWF Youth World Championships tahun 2018
  • Partisipan Asian Games di Jakarta-Palembang tahun 2018
  • Partisipan di IWF Junior World Championships di Suva, Fiji tahun 2019
  • Partisipan di IWF World Championships tahun 2019
  • Medali emas di Asian Junior Championship Pyongyang, Korea Utara tahun 2019
  • Medali emas di SEA Games Filipina tahun 2019
  • Medali emas di Asian Junior Championships tahun 2020
  • Medali perunggu Asian Championhips 2020
  • Medali emas di Kejuaraan Dunia Angkat Besi tahun 2021
  • Medali emas, perak, dan perunggu di Kejuaraan Asia Angkat Besi tahun 2022
  • Medali emas di SEA Games Kamboja tahun 2023
  • Medali emas di Asian Games tahun 2023
  • Peraih rekor clean and jerk kelas 73 dengan hasil 200 Kg di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Bogota, Kolombia tahun 2022
  • Peraih rekor clean and jerk kelas 73 dengan hasil 201 Kg di Asian Games Hangzhou tahun 2022
  • Peraih rekor clean and jerk kelas 73 dengan hasil 204 Kg di Kejuaraan Asia Angkat Besi Tashkent, Uzbekistan tahun 2024
  • Peraih rekor clean and jerk kelas 73 dengan hasil 205 Kg di Kejuaraan Asia Angkat Besi Jiangshan, China tahun 2025
  • Peraih rekor clean and jerk kelas 81 Kg dengan hasil 209 Kg di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Riyadh, Arab Saudi tahun 2023

Baca juga: Rahmat Erwin sapu bersih emas dan pertajam rekor dunia di AWC 2025

Baca juga: Jadwal lengkap lifter Indonesia di Kejuaraan Asia Angkat Besi 2025

Pewarta: Putri Atika Chairulia

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Rekam jejak prestasi Jonatan Christie yang tinggalkan Pelatnas PBSI

Arsip foto – Selebrasi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie (kanan) dan pelatih Henry Saputra (kiri) usai menundukkan pebulu tangkis Jepang Kenta Nishimoto, pada pertandingan babak semifinal nomor perorangan Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/8/2018). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

Jakarta (ANTARA) – Nama Jonatan Christie telah lama menjadi salah satu ikon bulu tangkis Indonesia yang konsisten menorehkan prestasi di tingkat nasional dan internasional. Atlet tunggal putra yang akrab disapa Jojo ini memulai karier profesionalnya sejak usia muda dan terus menunjukkan performa impresif hingga kini.

Jonatan pertama kali mencuri perhatian publik saat meraih medali emas di SEA Games 2017 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Kala itu, ia mengalahkan wakil Thailand, Khosit Phetpradab, dengan skor meyakinkan 21-19, 21-10. Keberhasilan tersebut menandai tonggak awal karier cemerlangnya di level senior.

Puncak pencapaian Jojo datang pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang. Di hadapan publik sendiri, ia tampil gemilang dan berhasil meraih medali emas nomor tunggal putra seusai menundukkan pebulu tangkis Taiwan, Chou Tien Chen, lewat rubber game 21-18, 20-22, dan 21-15. Kemenangan tersebut mengukuhkan posisinya sebagai tulang punggung sektor tunggal putra Indonesia.

Di level Kejuaraan Asia, Jojo pernah meraih medali perak edisi 2022 seusai dikalahkan Lee Zii Jia asal Malaysia dan sukses menyabet emas edisi 2024 di Ningbo, China, dengan kemenangan atas wakil tuan rumah Li Shifeng 21-15, 21-16.

Di kancah BWF World Tour, Jonatan telah mengoleksi tujuh gelar juara dan delapan kali menjadi runner-up. Beberapa kemenangan pentingnya antara lain:

  • Juara New Zealand Open 2019 (Super 300)
  • Juara Australian Open 2019 (Super 300)
  • Juara Swiss Open 2022 (Super 300)
  • Juara Indonesia Masters 2023 (Super 500)
  • Juara Hong Kong Open 2023 (Super 500)
  • Juara French Open 2023 (Super 750)
  • Juara All England 2024 (Super 1000)

Sementara itu, Jonatan juga tercatat sebagai finalis di berbagai turnamen bergengsi seperti French Open, Japan Open, dan China Masters.

Baca juga: Jonatan dan Chico resmi keluar dari Pelatnas PBSI

Selain prestasi individu, Jonatan turut berkontribusi besar dalam ajang beregu. Ia menjadi bagian dari tim Indonesia yang menjuarai Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark. Keberhasilan tersebut mengakhiri penantian selama 19 tahun sejak terakhir kali Indonesia meraih gelar tersebut. Meskipun saat itu Indonesia tengah dikenai sanksi oleh WADA sehingga tidak dapat mengibarkan bendera Merah Putih, prestasi tersebut tetap menjadi kebanggaan nasional.

Jonatan juga pernah mencicipi podium runner-up di sejumlah ajang BWF Superseries dan Grand Prix, seperti Korea Open 2017 dan Thailand Open 2017, serta menyabet gelar juara di turnamen tingkat International Challenge seperti Indonesia International (2013) dan Swiss International (2014). Terakhir, Jonatan Christie juga dipercaya sebagai kapten tim Indonesia di ajang Piala Sudirman 2025.

Baru-baru ini, Jonatan mengumumkan keputusannya bersama Chico Aura Dwi Wardoyo untuk keluar dari Pelatnas PBSI Cipayung dan memilih menjalani pola latihan berbasis klub. Meski demikian, PBSI menegaskan bahwa keduanya tetap bagian dari tim nasional dan akan dipanggil untuk memperkuat Merah Putih dalam kejuaraan internasional resmi.

Dengan sederet prestasi dan komitmen tinggi untuk terus membela bangsa, Jonatan Christie membuktikan bahwa profesionalisme seorang atlet tidak hanya ditentukan oleh tempat ia berlatih, melainkan oleh integritas dan dedikasi dalam menjunjung nama Indonesia di panggung dunia.

Baca juga: Jonatan Christie kapten tim Indonesia di Piala Sudirman 2025

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Gilang Galiartha

Copyright © ANTARA 2025

Keluar dari Pelatnas, ini profil dan catatan karier Jonatan Christie

Arsip foto – Ekspresi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie usai gagal meraih poin saat bertanding melawan pebulu tangkis India Lakshya Sen pada babak penyisihan grup L Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapella Arena, Paris, Prancis, Rabu (31/7/2024). Jonatan Christie kalah dengan skor 18-21, 12-21 atas Lakshya Sen. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/Spt.

Jakarta (ANTARA) – Jonatan Christie, atlet bulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia, dikenal sebagai sosok pekerja keras yang telah mencetak beragam prestasi gemilang di panggung nasional dan internasional sejak usia belia. Lahir di Jakarta pada 15 September 1997, Jojo—sapaan akrabnya—merupakan putra dari pasangan Andreas Adi dan Marianti Djaja yang memperkenalkannya pada dunia bulu tangkis sejak usia enam tahun.

Sebelum fokus menekuni bulu tangkis, Jojo sempat mencoba olahraga lain seperti bola basket dan sepak bola. Namun, dukungan dan dorongan dari sang ayah membuatnya menekuni bulu tangkis secara serius. Ia mulai berlatih di klub Taurus dan menunjukkan bakat luar biasa dengan meraih berbagai gelar sejak usia dini.

Tonggak penting dalam kariernya terjadi pada 2008, saat Jojo yang baru berusia 11 tahun berhasil meraih tujuh trofi dari berbagai kejuaraan tingkat DKI, nasional, hingga internasional. Di tahun yang sama, ia juga menyumbangkan medali emas dalam ajang Olimpiade Pelajar Sekolah Dasar se-Asia Tenggara yang digelar di Jakarta.

Atas prestasinya tersebut, Jojo dianugerahi penghargaan Satyalancana oleh Presiden Ke-5 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009. Penghargaan ini tidak membuatnya puas, justru semakin memotivasi Jojo untuk mengikuti jejak idolanya, Lin Dan, legenda bulu tangkis asal Tiongkok.

Pada 2010, Jonatan meraih gelar Juara Junior Asia U-15 di Ichiba, Jepang. Kariernya di level senior dimulai pada 2013 ketika ia menjuarai Indonesia International Challenge, mengalahkan Alamsyah Yunus di final meskipun usianya baru 15 tahun.

Tahun-tahun berikutnya menjadi fase penting dalam pembentukan karakter dan mental juara. Pada Indonesia Open 2015, Jojo tampil impresif hingga mencapai perempat final, dan menjadikannya sorotan publik. Di SEA Games 2015, ia ikut berkontribusi dalam keberhasilan tim nasional meraih medali emas.

Puncak prestasi Jojo datang pada Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang. Dalam final tunggal putra, ia menundukkan Chou Tien Chen (Taiwan) lewat pertandingan tiga gim: 21–18, 20–22, dan 21–15. Kemenangan ini tidak hanya membawanya meraih medali emas, tetapi juga mengukuhkan statusnya sebagai ikon bulu tangkis nasional.

Baca juga: Jonatan Christie beberkan alasan keluar dari Pelatnas PBSI

Prestasi lain yang membanggakan antara lain emas SEA Games 2017 di Malaysia, gelar juara BWF World Tour di Australia Terbuka dan Selandia Baru, serta medali perak di Prancis dan Jepang. Pada 2022, ia juga sukses menjuarai Swiss Open Super 300. Di tingkat beregu, Jojo turut membawa Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark, sekaligus mengakhiri penantian 19 tahun.

Di tahun 2025 ini, Jonatan Christie dipercaya sebagai kapten tim Indonesia di ajang Piala Sudirman, hal ini tentu memperlihatkan kualitas kepemimpinannya di dalam dan luar lapangan.

Meski pada Kamis (15/5) ini ia dan rekan sesama tunggal putra, Chico Aura Dwi Wardoyo, memutuskan untuk berlatih di luar Pelatnas Cipayung, PBSI menegaskan bahwa keputusan tersebut merupakan bentuk kolaborasi dan profesionalisme. PBSI tetap memberi dukungan teknis, dan keduanya tetap dipanggil membela tim nasional dalam ajang resmi.

“Ini bukan perpisahan, ini bentuk kolaborasi. Model seperti ini lazim di negara-negara besar,” ujar Wakil Ketua Umum I PP PBSI, Taufik Hidayat.

Saat ini, Jojo menempati peringkat ke-5 dunia dalam daftar tunggal putra BWF, dan menjadi salah satu pilar utama bulu tangkis Indonesia di tingkat global.

Melalui konsistensi, semangat juang, dan profesionalisme yang tinggi, Jonatan Christie terus menunjukkan dedikasinya untuk mengharumkan nama Indonesia di panggung olahraga dunia.

Baca juga: Jonatan dan Chico resmi keluar dari Pelatnas PBSI

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Gilang Galiartha

Copyright © ANTARA 2025

Profil Chico Aura Dwi Wardoyo yang keluar dari Pelatnas PBSI

Arsip foto – Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Chico Aura Dwi Wardoyo melakukan smes ke arah lawannya pebulu tangkis Singapura Loh Kean Yew dalam babak pertama (32 besar) turnamen Indonesia Open 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/6/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

Jakarta (ANTARA) – Nama Chico Aura Dwi Wardoyo sudah tidak asing di kalangan pecinta bulu tangkis Indonesia. Pebulu tangkis tunggal putra kelahiran Jayapura, 15 Juni 1998, ini telah mencatatkan berbagai prestasi di kancah nasional dan internasional sejak mengawali kariernya sebagai atlet muda di PB Pemda Papua.

Chico mulai menunjukkan bakatnya sejak bergabung dengan PB Exist Jakarta pada 2013, sebelum akhirnya masuk dalam pemusatan latihan nasional (Pelatnas) PBSI di Cipayung. Di bawah bimbingan pelatih-pelatih nasional, ia terus mengasah kemampuannya dan berhasil menembus jajaran atlet andalan Indonesia di sektor tunggal putra.

Perjalanan karier internasionalnya cukup menjanjikan. Pada 2016, Chico meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Junior setelah mencapai babak final. Ia kemudian melanjutkan tren positif tersebut dengan menyabet medali perunggu di Kejuaraan Asia 2022 serta meraih gelar juara di Malaysia Masters 2022, usai menumbangkan Ng Ka Long dari Hong Kong.

Namun, performa Chico sempat mengalami penurunan dalam beberapa turnamen sepanjang musim 2023 dan awal 2025. Dalam Thailand Masters 2025, ia harus terhenti di babak 16 besar usai dikalahkan oleh wakil India, Sankar Muthusamy Subramanian, dalam pertandingan tiga gim dengan skor 21-9, 10-21, 17-21. Sebelumnya, di Indonesia Masters 2025, Chico juga tersingkir di babak pertama setelah kalah dari Kenta Nishimoto.

Pelatih tunggal putra Indonesia, Mulyo Handoyo, menyampaikan evaluasi bahwa Chico belum menunjukkan perkembangan yang signifikan meski telah menjalani pelatnas selama hampir delapan tahun. Ia menilai Chico masih kurang dalam variasi strategi dan kerap kesulitan beradaptasi saat menghadapi lawan yang agresif. Chico sendiri mengakui kelemahan tersebut dan menyatakan komitmennya untuk memperbaiki pola permainan dan meningkatkan mental bertanding.

Baca juga: Jonatan dan Chico resmi keluar dari Pelatnas PBSI

Seiring dinamika pembinaan atlet nasional, kabar mengejutkan datang dari Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta. Pada Kamis (15/5), Wakil Ketua Umum I PP PBSI Taufik Hidayat menyatakan bahwa Chico bersama pebulutangkis lainnya, Jonatan Christie, memilih keluar dari pelatnas dan akan menjalani program latihan berbasis klub.

“Hari ini, Jonatan dan Chico menyampaikan niatnya untuk menjalani model latihan berbasis klub di luar Pelatnas. Kami menghargai keputusan tersebut sebagai bagian dari proses profesionalisme atlet,” kata Taufik dalam konferensi pers.

PBSI menegaskan bahwa langkah tersebut bukan bentuk perpisahan, melainkan bagian dari sistem pembinaan yang lebih fleksibel dan adaptif, seperti yang sudah diterapkan di sejumlah negara besar. Taufik menyatakan bahwa PBSI akan tetap memberikan dukungan teknis dan tetap memanggil Chico dan Jonatan untuk membela Merah Putih dalam ajang-ajang internasional resmi.

“PBSI adalah rumah besar yang terbuka. Profesionalisme atlet tidak ditentukan oleh tempat berlatih, tetapi oleh komitmen dan integritasnya,” ujar Taufik.

Selama kariernya, Chico telah meraih sejumlah prestasi, di antaranya:

  • Medali perak Kejuaraan Dunia Junior 2016
  • Medali perunggu Kejuaraan Asia 2022
  • Juara Malaysia Masters 2022 (Super 500)
  • Juara Taipei Open 2023 (Super 300)
  • Medali emas beregu dan medali perak tunggal SEA Games 2023

Langkah Chico meninggalkan pelatnas menjadi momentum penting dalam kariernya. Dengan pengalaman dan semangat baru di luar sistem pelatnas, Chico diharapkan mampu kembali menemukan performa terbaiknya dan terus mengharumkan nama Indonesia di panggung bulu tangkis dunia.

Baca juga: Chico Aura kembali gagal tunjukkan performa terbaik di BAC 2025

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Gilang Galiartha

Copyright © ANTARA 2025

Rekam jejak Chico Aura Dwi Wardoyo selama memperkuat Pelatnas PBSI

Arsip foto – Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Chico Aura Dwi Wardoyo berjalan keluar usai kalah dari pebulu tangksi tunggal putra Thailand Kantaphon Wangcharoen dalam dalam babak 32 besar Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (4/6/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.

Jakarta (ANTARA) – Nama Chico Aura Dwi Wardoyo telah lama menghiasi dunia bulu tangkis Indonesia sebagai salah satu atlet tunggal putra yang menjanjikan. Lahir di Jayapura, Papua, pada 15 Juni 1998, Chico memulai kiprah bulu tangkisnya dari PB Pemda Papua sebelum akhirnya pindah ke PB Exist Jakarta pada 2013 dan bergabung dengan Pelatnas PBSI Cipayung.

Prestasi internasional pertamanya datang pada 2016 saat Chico meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Junior di Bilbao, Spanyol, usai kalah dari wakil China Sun Feixiang. Prestasi itu menandai awal dari perjalanan panjangnya di level elite dunia.

Torehan prestasi

Karier senior Chico mulai menanjak ketika ia berhasil menjuarai turnamen BWF International Challenge Indonesia International 2018, mengalahkan seniornya Sony Dwi Kuncoro. Ia juga menjadi runner-up di Vietnam International 2019.

Di level BWF World Tour, Chico mencatat dua gelar juara, yakni Malaysia Masters 2022 (Super 500) dan Taipei Open 2023 (Super 300). Di Malaysia Masters, ia mengalahkan wakil Hong Kong, Ng Ka Long, dua gim langsung. Sementara di Taipei Open 2023, Chico menaklukkan Su Li-yang dari Chinese Taipei dengan skor 23-21, 21-15.

Ia juga dua kali menjadi runner-up, yakni di Spain Masters 2021 (Super 300) dan Indonesia Masters 2023 (Super 500). Di Indonesia Masters, Chico menciptakan final sesama pemain Indonesia dengan Jonatan Christie—pertama kali terjadi sejak 2013.

Di level kejuaraan regional dan multievent, Chico meraih medali perunggu di Kejuaraan Asia 2022 usai dikalahkan Jonatan Christie. Pada SEA Games 2023 di Kamboja, Chico turut mempersembahkan emas bagi tim putra Indonesia dan meraih medali perak dari sektor tunggal putra setelah kalah dari Christian Adinata di final.

Performa menurun di tahun 2025

Memasuki musim 2025, Chico menghadapi tantangan berat. Hasil-hasil kurang memuaskan membayangi kiprahnya di beberapa turnamen awal tahun. Di Indonesia Masters 2025, Chico langsung tersingkir di babak pertama oleh Kenta Nishimoto. Di Thailand Masters, ia kembali gagal melangkah jauh setelah kalah dari Sankar Muthusamy Subramanian di babak 16 besar.

Performa ini berlanjut di All England 2025, di mana Chico kalah telak dari unggulan pertama asal China, Shi Yuqi, dengan skor 13-21, 8-21 di babak pertama. Nasib serupa menimpanya di Kejuaraan Asia 2025, setelah kembali tersingkir di babak pertama usai ditundukkan Loh Kean Yew dari Singapura dalam dua gim langsung.

Dari empat turnamen BWF awal 2025, pencapaian terbaik Chico hanya menembus babak kedua di Thailand Masters, sementara tiga lainnya berakhir di babak pertama. Catatan ini memunculkan sorotan dari tim pelatih Pelatnas PBSI.

Pelatih tunggal putra Indonesia, Mulyo Handoyo, menyebut Chico belum menunjukkan kematangan permainan meski telah berada di pelatnas selama tujuh hingga delapan tahun. Ia menilai Chico masih minim variasi strategi dan kurang mampu beradaptasi saat pertandingan berlangsung.

Chico pun mengakui kelemahan tersebut dan berkomitmen untuk memperbaiki aspek strategi, fokus, dan mentalitas di lapangan.

Dalam perkembangan terbaru, Chico bersama Jonatan Christie memutuskan untuk keluar dari Pelatnas PBSI dan berlatih secara mandiri di klub. Keputusan ini disebut sebagai bagian dari transformasi sistem pembinaan atlet yang lebih fleksibel.

Wakil Ketua Umum I PP PBSI, Taufik Hidayat, menegaskan bahwa langkah ini bukan perpisahan, melainkan bentuk kolaborasi baru yang tetap menempatkan kepentingan bangsa sebagai prioritas. PBSI akan terus memberikan dukungan teknis dan memastikan bahwa Chico tetap menjadi bagian dari tim nasional bila dibutuhkan.

Meski menghadapi masa-masa sulit di awal 2025, rekam jejak Chico Aura Dwi Wardoyo tetap menunjukkan dedikasi dan kontribusinya bagi bulu tangkis Indonesia. Lewat pendekatan baru di luar pelatnas, publik berharap Chico dapat kembali menemukan performa terbaiknya dan terus mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Gilang Galiartha

Copyright © ANTARA 2025

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa